Tips dan Trik SEO :: Analisa Calon Audiens dari segi SEOnya (Bagian 3)

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Artikel ini akan memaparkan cara memasarkan sebuah produk melalui SEO di sebuah search engine (Google) dan tentunya, kami dari JaringanHosting.com, hanya akan menjelaskannya dari sisi SEO saja. Dalam menjalankan sebuah bisnis (baik itu bisnis online maupun non-online), tentu ada aspek2 yang perlu diperhatikan, misalnya: modal, tempat usaha, strategi pemasaran, fitur produk, profit-loss, pengadaan produk, delivery produk, dsb. Hal2 ini tidak akan kami bahas disini karena ini tidak menjadi cakupan kami tentang SEO. Hal2 teknis tentang bisnis lebih baik dikomunikasikan dengan pakar bisnis.

Untuk bahasan kali ini, kami akan menganalisa “Calon Audiens website dari segi SEOnya”.

Kategori Audiens

Kami akan memulai dengan bahasan tentang kategori2 audiens:

1. Pengunjung tetap (Repetitive Visitor)
Kelompok audiens ini akan selalu mengunjungi sebuah web secara berulang-ulang (repetisi). Sebagai contoh: ada sebagian dari kita yang suka mengunjungi portal berita online. Kita mengunjungi portal berita ini TANPA perlu melalui referral lagi. Kita tinggal mengetikkan URL dari website secara langsung karena memang kita sudah hafal alamat webnya. Contoh portal berita seperti detik.com atau kompas.com.

2. Pengunjung Pemula (First-time Visitor)
Kelompok audiens ini mengunjungi sebuah web mungkin secara kebetulan saja. Mereka bisa mengunjungi web kita mungkin berdasarkan keyword yang mereka cari di search engine (SEO) ataupun melihat banner iklan yang ada. Bisa juga karena mereka mendapatkan infonya melalui TV, media cetak, SMS/Blackberry Message, ataupun word-of-mouth dari teman2.

3. Pengunjung tidak tetap (Occassional/Seasonal Visitor)
Kelompok audiens ini akan mengunjungi sebuah web untuk periode2 tertentu saja. Contoh: seorang visitor yang mengunjungi sebuah web karena pas lagi ada promo atau great sale. Audiens di kategori ini tidak berkunjung setiap hari dan mereka juga tidak berkunjung hanya sekali saja.

Jika kita memiliki sebuah website, kita harus pintar2 menganalisa calon audiens dari web kita. Misalnya: jika web kita adalah sebuah portal berita, maka kita harus pastikan bahwa berita2 yang ada dalam web itu harus diupdate selalu dan tidak asal copas dari portal berita lainnya.

Sama halnya juga jika kita sedang menjalankan sebuah bisnis berbasis web (online shop), maka kita harus pintar2 memberikan diskon/promo supaya kita bisa membuat “first time visitor” dan “occassional/seasonal visitor” untuk selalu berkunjung ke web.

Bahasa Audiens

Setelah kita mengetahui perihal calon audiens kita, maka bahasan berikutnya adalah mengenai bahasa yang audiens gunakan.

Mengapa ini penting? Oh, tentu ini sangat penting. Perlu diingat bahwa salah satu keuntungan kita memiliki web adalah daya jangkauan yang luas (seluruh dunia). Dengan kata lain, web kita bisa dilihat oleh teman/audiens kita yang mungkin ada di Amerika ataupun Afrika.

Katakanlah kita sedang menjalankan sebuah online store, tentu akan lebih baik jika online store kita dilengkapi dengan 2 bahasa atau lebih (yang umum adalah bahasa Indonesia dan English). Dengan mensupport lebih dari satu bahasa, maka kita memperluas kemungkinan audiens dari web kita sendiri.

Tentu kita harus pastikan bahwa kita tidak asal menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lainnya. JANGAN menggunakan direct translator service yang ada di web. Gunakan, sebisa mungkin, seorang pakar bahasa yang menguasai bahasa asing. Dengan memiliki web yang telah diterjemahkan secara baik/professional, maka web kita juga akan lebih meyakinkan dan professional.

Target dan Lokasi Audiens

Ini juga merupakan bahasan yang penting. Google akan menampilkan hasil pencarian yang paling dekat / relevan dengan lokasi di mana seseorang sedang mencari sesuatu.

Contoh: jika si A sedang berada di negara Jerman dan dia menggunakan Google untuk mencari sesuatu. Maka, secara default, Google engine yang dia pakai adalah http://www.google.de. Tentu saja, dia bisa mengganti settingnya ke http://www.google.com ataupun http://www.google.de (Jerman) dan lainnya. Akan tetapi, tidak semua atau boleh dikatakan sebagian besar user di Google tidak mengerti untuk mengganti setting default Google. Jadi, sudah hampir dipastikan jika si A sedang berada di Jerman, maka dia akan menggunakan Google Jerman di http://www.google.de.

Nah, hasil pencarian Google Jerman tentu akan memprioritaskan hasil pencarian secara lokal dahulu. Misalnya si A sedang mencari “ASP.NET Web Hosting“, maka yang muncul tentu perusahaan web hosting yang berlokasi di Jerman. Silahkan lihat gambar di bawah:

bag3-1

Sekarang, coba bandingkan hasil pencarian dengan menggunakan Google Indonesia di http://www.google.co.id. Hasilnya niscaya akan berbeda (ataupun sedikit berbeda).

Dengan mengetahui target dan lokasi audiens kita, kita tentu bisa menentukan apakah kita perlu untuk menyediakan multi-language support di web kita. Kita juga bisa menentukan apakah perlu kita beriklan dengan target audiens di negara atau kota tertentu.

Perlu diperhatikan bahwa dengan perbedaan Google engine di masing2 negara, kata2 kunci (keyword) yang digunakan akan berbeda juga. Misalnya: kata “murah dan terbaik” akan digunakan di Google Indonesia. Akan tetapi, seseorang yang berada di Jerman belum tentu menggunakan kata “murah dan terbaik” lagi.

Semoga bahasan ini bermanfaat untuk Anda semua.


If what you’re doing isn’t moving you towards the goal,
then it’s moving you away from the goals
– Avinash Wandre –